Archives

Aku dan Jilbabku

Mengenakan jilbab itu wajib hukumnya bagi setiap wanita muslimah yang sudah baligh. Islam menetapkan hal ini bukan tanpa alasan. Dengan jilbab, wanita bisa lebih menjaga kemuliaan serta kehormatannya. Allah SWT memerintahkan hal ini sebenarnya adalah demi menjaga dan melindungi wanita itu sendiri.

Hingga lulus SMP, aku masih belum berjilbab. Mungkin karena hatiku belum ‘tergerak’ untuk melakukan itu. Namun perubahan mulai terjadi ketika aku masuk SMA, di mana SMA-ku mewajibkan seluruh siswinya untuk berjilbab ketika pelajaran Agama.

“ Seragam kamu ntar sekalian yang panjang semua aja ya, biar nggak perlu ngejahitin dua kali,” kata mama. Aku sih langsung nurut aja. Toh nggak ada salahnya juga berjilbab ke sekolah setiap hari.

Maka sepanjang hari-hariku sebagai anak SMA, jadilah aku memakai jilbab ketika di sekolah, tapi nggak berjilbab ketika di luar sekolah. Hehehehe. Waktu les, main sama temen-temen atau keluar ke mana aja pokoknya yang bukan ke sekolah, aku nggak berjilbab.

Nggak ada perasaan sungkan atau risih di hatiku saat itu. Aku fine-fine aja melakukannya. Pikirku, toh meskipun aku keluar kemana-mana nggak berjilbab, bajuku tetep sopan kan, nggak buka-bukaan. Lagian bukan hanya aku, temen-temenku juga banyak yang kayak gitu, dan mereka menganggapnya sebagai hal yang normal. So, aku lanjut aja dengan kebiasaan ini.

Menginjak pertengahan kelas XII, aku dan teman-temanku berencana untuk mengadakan piknik ke Pantai Papuma, Jember. Pantai ini memang punya pesona tersendiri, dengan pasir putih dan pemandangan indahnya yang menakjubkan. Kami berencana untuk melepas penat di sana, dengan mengadakan piknik kecil-kecilan.

Sehari sebelum pelaksanaan piknik, seluruh personil berkumpul di rumahku buat merencanakan segala tetek-bengeknya. Mulai dari siapa bonceng siapa, siapa yang bawa tikar, siapa yang bawa nasi, lauk, dan sebagainya, semua diatur pada saat itu.

Berhubung ‘rapat’ ini bukan acara sekolah, ya jelas lah aku nggak berjilbab. Apalagi lokasinya di rumahku sendiri.

Di akhir acara, Ilham, salah satu temenku nyeletuk, “Kok kamu nggak pake jilbab, Vi?”

Aku agak tersentak dengan pertanyaannya. “Hehehe…ya nggak papa…males aja kalo di rumah…”

“Trus besok waktu ke Papuma?”

“Ya jilbaban…”

“Hah? Kok aneh sih? Nggak jelas kamu nih. Sekarang nggak jilbaban, besoknya jilbaban…”

Komentar terakhir Ilham itu hanya kubalas dengan tawa garing.

Emang sih, di beberapa acara main, kadang aku pake jilbab juga. Apalagi kalo tempatnya jauh kayak ke Papuma. Jadi ya bisa dibilang….pake jilbab berdasarkan mood serta situasi dan kondisi gitu deehh… -___-

Setelah mendapat sentilan yang lumayan nyelekit dari Ilham itu, aku langsung mikir. Mikir pake banget. Ternyata kalo seorang cewek jilbabannya nggak konsisten (sekarang jilbaban besok enggak, jilbabannya tergantung mood), bikin orang-orang ilfil ya, terutama cowok. Wajar aja sih. Cewek yang kayak gitu berarti mempermainkan arti dari jilbab itu sendiri. Dan siapapun pasti akan memberikan penilaian negatif ke kita.

Semenjak saat itu, aku mulai memberanikan diri untuk berjilbab ke mana-mana. Ke tempat les, ke rumah teman, dan sebagainya. Ternyata rasanya not bad. Berjilbab enak juga kok.

Berbekal pengetahuan agama yang kumiliki, dan diperkuat dengan isi ceramah guru Agama-ku, Alm. Bapak Yasin, yang selalu menekankan kewajiban seorang muslimah untuk berjilbab, aku semakin mengukuhkan diri dengan jilbabku ini. Aku bertekad untuk berjilbab sampai akhir hayatku, demi menjalankan perintah-Nya.

Alhamdulillah hingga kini, hingga aku menjadi mahasiswa tingkat akhir seperti sekarang ini, aku masih keukeuh dengan jilbabku. Malah aku semakin mantap dengan pilihanku untuk berjilbab. Jilbab bukan hanya sebagai ‘identitas’ kaum muslimah. Lebih dari itu, jilbab bisa menjaga kemuliaan dan martabat seorang wanita, serta menjauhkannya dari fitnah.

Beberapa orang sering berpendapat, “Berjilbab itu nggak perlu dipaksain. Nunggu kalo kita udah bener-bener siap aja, nunggu kalo iman kita udah sempurna, baru kita mengenakan jilbab. Yang penting kan hati dulu yang di-jilbab-in. Daripada dipaksain berjilbab tapi kelakuan masih buruk, kan malah nggak baik juga.”

Nah, apa pendapat kalian tentang statement di atas?

Kalau menurutku sih, statement tersebut jelas salah! Jilbab itu WAJIB hukumnya bagi setiap wanita muslimah yang sudah baligh, tanpa memandang apakah dia baik akhlaknya, apakah dia rajin shalatnya, apakah dia jujur atau tidak, dan sebagainya. Ketika kita berjilbab, maka perlahan demi perlahan kelakuan dan akhlak kita akan ‘mengikuti’ jilbab tersebut. Akhlak kita akan berangsur-angsur membaik setelah jilbab membalut seluruh tubuh kita, insya Allah. Sebagai contoh, ketika seorang wanita berjilbab hendak melakukan perbuatan tercela seperti mencuri atau meninggalkan shalat, misalnya, maka ia pasti akan berpikir dua kali. Layakkah seorang wanita berjilbab melakukan hal seburuk itu? Tidak malukah ia terhadap jilbab yang menutupi tubuhnya?

Analoginya begini, seorang anak kecil laki-laki yang sering mengenakan seragam tentara, maka ia akan menjadi pribadi yang tegas dan keras. Sebaliknya, jika ia sering mengenakan baju perempuan, maka ia akan bersikap lemah lembut layaknya seorang perempuan. Apa yang kita kenakan berpengaruh terhadap kepribadian kita.

Jadi, buat kamu-kamu yang belum berjilbab dan masih galau untuk berjilbab…udah nggak usah kebanyakan mikir, langsung pake aja! Nggak perlu menunggu siap. Nggak perlu menunggu akhlak kamu sempurna. Insya Allah dengan berjilbab, akhlak kamu akan tersempurnakan.

Kalau kita hanya ‘menunggu’ sampai siap, ya nggak akan pernah siap sampai kapanpun. Lagian nggak ada yang bisa menebak umur seseorang, kan?

Sekali lagi yang perlu kugarisbawahi adalah: berjilbab itu wajib, bukan sunnah. Meninggalkan sesuatu yang wajib berarti dosa kan? Nggak berjilbab sama aja kayak nggak solat, nggak puasa, nggak zakat. Dosa besar.

Bukannya aku bermaksud menggurui ya…hehehehe. Aku cuma ingin berbagi pengalaman aja, sambil sharing pengetahuanku tentang jilbab, agar hati teman-teman tercerahkan dan syukur-syukur kalau bisa membuat kalian (para cewek) yang awalnya nggak berjilbab jadi berjilbab 🙂

Aku harap tulisanku ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, dan semoga kita semua selalu dalam rahmat dan lindungan Allah. Amin…