Sebuah desa yang terbilang masih sangat tradisional. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sejauh mata memandang tampak hamparan sawah, barisan pepohonan, dan sungai yang mengalir deras. Tidak ada pertokoan modern, tidak ada pasar, tidak ada SPBU, ATM, dan fasilitas publik lainnya. Balai desanya dikelilingi oleh sekolah-sekolah, warung kecil dan rumah penduduk. Hawa dingin dan sejuk selalu dapat kita rasakan di desa yang terletak di lereng gunung ini. Desa yang tengah disinggahi 10 orang mahasiswa yang ingin mengamalkan ilmunya. Desa Pocangan.
Tak terasa sudah berminggu-minggu sejak kami diterjunkan di desa ini sebagai mahasiswa KKN. Selama hidup sebagai gadis desa Pocangan banyak hal baru yang kujalani. Aku yang bahkan tak tahu cara memegang pisau yang benar harus memasak untuk 10 anak tiga kali sehari. Aku yang tak pernah berurusan dengan anak kecil harus mengajar TK. Aku yang sama sekali tak punya skill mengajar harus memberikan bimbingan belajar kepada anak SD. Pengajian seminggu sekali bersama ibu-ibu, memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Semuanya adalah hal baru bagiku yang awalnya aku tak yakin mampu melakukannya. Tapi berkat semangat dan kerja kerasku serta dukungan dari teman-teman kelompok 71, aku bisa menyelesaikannya dengan baik.
Menyenangkan rasanya ketika kita bisa mengamalkan ilmu kepada orang lain yang membutuhkan. Ada perasaan lega dan bangga ketika masyarakat Pocangan baik itu murid TK, SD, SMP, ataupun ibu-ibu PKK memahami apa yang kami sampaikan dan kami ajarkan. Aku merasa diriku benar-benar berguna bagi orang lain.
Hari-hari berlalu dengan sangat cepat. Semakin lama aku berada di sini, semakin aku meyakini satu hal. Apa yang aku takutkan dulu, apa yang aku khawatirkan dan yang membuatku enggan melakukan KKN ternyata salah besar. Nyatanya, tak ada perasaan ingin cepat-cepat mengakhiri ini. Aku betah di sini, aku mencintai rutinitasku di sini. Dan tentunya aku menyayangi mereka, keluarga PCG71, alasan terbesar yang membuatku tak ingin mengakhiri ini semua.
PCG71 yang hingga kini menjadi nama resmi kelompok kami adalah singkatan dari Pocangan 71. Meski awalnya terlontar nama PCG48 (plesetan dari JKT48) akhirnya kami lebih memilih nama PCG71.
Hidup di satu rumah yang sama membuat kami selalu bersama setiap saat. Sejak membuka mata di pagi hari hingga memejamkan mata di malam hari, banyak cerita kebersamaan di antara kami. Belanja bersama, memasak bersama, makan bersama, mengajar bersama, main kartu bersama, memberikan penyuluhan bersama, berburu jamur dan menangkap ikan bersama, hingga menimba air bersama, adalah sebagian contoh kebersamaan yang telah kami lalui.
Semakin hari persahabatan kami semakin erat. Semakin tak ingin berpisah satu sama lain. Semakin lama kami juga semakin memahami sifat dan kebiasaan masing-masing, yang baik maupun yang buruk. Tidak ada jaim-jaiman dan rahasia di antara kami. Bahkan Sukma dan Sidik yang awalnya kukira pendiam, ternyata mereka tidur aja nggak diam (?)..hahaha. Semuanya gokil, gila, dan asyik. Mereka teman-teman yang care. Susah dan senang kami lalui bersama. Setiap permasalahan yang datang terasa ringan karena kami selalu memikirkan solusinya bersama. Contohnya ketika air di balai desa mati selama berminggu-minggu :p
Mereka adalah Gerda, Sukma, Denis, Fannia, Fijar, Yanti, mbak Risty, mas Andy, dan Sidik. Mereka keluarga PCG71 ku.
Eits, kenapa tiba-tiba aku memanggil Risty dan Andy dengan mas-mbak?? Iya soalnya aku baru tahu kalau ternyata mereka angkatan 2009…hehehe (.__.)
Karakter yang berbeda-beda dari tiap member PCG71 menciptakan keindahan tersendiri dalam cerita persahabatan kami. Ini nih aku jabarkan karakter dan fakta dari member PCG71.
- Gerda. Si kordes yang super GJ, kordes ter-GJ di antara seluruh kordes di Sukowono…hahaha. Tapi dia mampu memimpin kelompok kami menuju jalan yang terang benderang (apa sih..). Pencetus keyword “kopi dek”.
- Sukma. Cowok yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya (SMP-SMA-kuliah) di Jl. Jawa ini awalnya tampak pendiam namun ternyata humoris dan teman ngobrol yang asyik 😀
- Fijar. Bisa dibilang dia ‘mood maker’ nya PCG71. Selalu menciptakan live music di posko dengan menyanyi sambil menggrenjreng gitar. Prinsip hidupnya adalah ‘Selama makanan itu tidak beracun pasti kumakan. Beracun pun kalo nggak ada lagi akan kumakan.’
- Denis. Punya suara ketawa yang bisa membuat orang lain jadi ketawa juga. Terlibat skandal dengan Fijar :p
- Sidik. Kepala koki di antara cowok-cowok PCG71. Selalu memperhatikan susunan kalimat dan EYD lawan bicaranya, dan langsung mengkritik jika salah -.-
- Mas Andy. Cowok PCG71 yang sifatnya (katanya sih) paling dewasa.
- Fannia. Ini nih Farah Quinn nya PCG71! Makasih ya fan…berkat dirimu gizi kami semua ketika berada di posko tercukupi ^^
- Yanti. Kuberi dia julukan Miss Nasi karena dialah yang seringkali membagikan nasi ketika makan bersama. Selalu menyanyi everywhere and everytime 😀
- Mbak Risty. Satu-satunya anggota PCG71 yang sudah berkeluarga. Mbak yang kalem dan baik hati 🙂
- Vivi. Silakan dideskripsikan sendiri-sendiri ya… hahaha.
Berikut adalah kegiatan formal kami selama KKN, yaitu kegiatan yang merupakan bagian dari program KKN.
- Mengajar TK
- Mengajar SD
- Mengajar MI
- Bimbingan belajar SD (bertempat di balai desa)
- Pengajian rutin tiap hari Jumat
- Persuli (Pertemuan Seminggu Sekali)
Persuli merupakan acara rutin di mana mahasiswa KKN satu kecamatan berkumpul dan bertemu dengan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) untuk membicarakan progress, rencana kerja, dan hambatan-hambatan yang ditemui.
- Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa
- Membantu pembagian beras
- Melatih+mendampingi lomba pantomim dan lomba menyanyi lagu nasional
- Penyuluhan Bahaya Narkoba dan Seks Bebas
Dilakukan di SMP 3 Sukowono dengan pemateri mbak Risty dan Fijar
- Penyuluhan TI
Dilakukan di SMP 3 Sukowono dengan pemateri Vivi :p
- Penyuluhan Manfaat Toga (Tanaman Obat Keluarga)
Dilakukan setelah pengajian Jumat dengan pemateri Fannia
- Penyuluhan Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga)
Dilakukan di balai desa dengan semua anggota terlibat. Posdaya kami memproduksi selai pepaya dan nastar isi selai pepaya.
- Lomba Futsal (di balai desa)
- Lomba Mewarnai (TK) dan Menggambar (SD)
Sedangkan kegiatan non formal yang kami lakukan adalah:
- Masak dan makan bareng
- Main kartu
- Main PES
- Makan duren
Thanks to Pak Kades yang selalu setia menyuplai duren ke markas PCG71 ^^
- Kerja bakti
- Sesi pemotretan
- Mencari ikan di sungai
- Jalan-jalan ke Bondowoso
Sebuah lagu yang bertajuk “Ingatlah Hari Ini” telah diciptakan oleh Fijar sebagai lagu tema PCG71. Lagu yang mengisahkan persahabatan kami. Lagu yang membuat kami merindukan satu sama lain setiap kali mendengarkannya.
“Ingatlah Hari Ini”
(Composed by Fijar, Vocal by Yanti & Fijar)
Ketika kita bersama melewati hari-hari
Bersama merangkai mimpi ini
Menyambut mentari pagi menggapai semua asa
Takkan terganti menutup hari
Bila kita tak bersama ingatlah hari ini
Mengukir crita indah di hati
Semua takkan terganti
Di mana kita berada
Hangat seperti ini
Saat semua terjadi
Mengukir cerita lalu
Ingatlah hari ini
Tegarlah tetap berdiri
Semua tak berakhir di sini
Tersenyum sambut esok pagi
Sampai kita bertemu lagi
Silahkan dengarkan lagunya di sini ❤
***
Maret telah menyapa, dan aku benci itu. Karena itu artinya tinggal beberapa hari lagi waktuku di sini. Di pagi hari tanggal 1 Maret 2014 kami mengunjungi TK Nurul Hidayah, SDN 01 Pocangan, MI Mikhrajul Ulum dan SMPN 03 Sukowono untuk berpamitan kepada guru-guru dan siswanya.
Mendengar ucapan terima kasih yang tulus dari para guru dan kepala sekolah membuat suasana semakin haru. Teringat masa-masa ketika kami mengajar. Membimbing anak-anak TK yang masih super polos. Mengajar anak SD yang sangat nakal dan aktif. Mengajar komputer anak MI dengan penuh ketelatenan. Memberikan penyuluhan ke anak SMP. Semuanya sangat memorable dan takkan kami lalui lagi.
Terima kasih kembali, bapak dan ibu guru. Terima kasih siswa-siswiku. Terima kasih telah memberikan kami kesempatan mengamalkan sedikit ilmu kami. Terima kasih telah memperkenankan kami menjadi bagian dari kalian.
***
Sebuah layar besar yang tengah memutar film tampak terpampang di pendopo balai desa Pocangan. Suara yang dihasilkan beberapa sound system di sisi kirinya memecah keheningan malam itu. Ratusan warga memadati balai desa, bersantai sambil menikmati film yang tengah disajikan. Yeyy…balai desaku ramai!
Malam itu tanggal 4 Maret 2014 merupakan malam perpisahan mahasiswa KKN dengan perangkat desa dan masyarakat desa Pocangan. Kami menggelar acara nobar (nonton bareng) di balai desa. Selain itu juga ada acara pembagian hadiah kepada para pemenang lomba mewarnai, menggambar, dan futsal.
Malam yang indah. Malam di mana kami bisa berbaur dengan ratusan warga desa dan bersenang-senang bersama. Antusiasme yang mereka tunjukkan seolah membayar kerja keras yang telah kami lakukan demi terselenggaranya acara ini. Dalam acara ini pak kordes Gerda juga mewakili kami menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh warga desa atas sikap yang welcome dan segala bantuan yang telah diberikan kepada kami.
Inilah puncak acara dari seluruh rangkaian kegiatan KKN kami. Puncak kerja keras kami dalam mengabdikan diri kepada masyarakat Pocangan. Empat puluh lima hari berjalan dengan sangat cepat…
~TO BE CONTINUED~
ahjummaaaa
‘Menyenangkan rasanya ketika kita bisa mengamalkan ilmu kepada orang lain yang membutuhkan. Ada perasaan lega dan bangga ketika masyarakat Pocangan baik itu murid TK, SD, SMP, ataupun ibu-ibu PKK memahami apa yang kami sampaikan dan kami ajarkan. Aku merasa diriku benar-benar berguna bagi orang lain.’
enak banget bs mikir gini, tapi tapi tapi, dtempatku, 😦
ak takut.. 😥
haha,,takut kenapa siih nduk…
dijalani dulu aja ntar pasti kerasa enaknya kok 😉