Ingatlah Hari Ini #3

Lima unit motor melaju kencang menyusuri jalanan desa Pocangan yang gelap dan berliku, menembus udara dingin malam itu. Lima motor yang pengemudinya tak lain adalah keluarga PCG71. Malam itu kami bersembilan (minus mbak Risty) berniat menjalankan sebuah misi yang sangat gila. Misi yang kedengarannya impossible untuk dilakukan. Misi yang takkan terlintas di benak kelompok KKN lain 😀

Bikin onar di Indomaret!

Segalanya bermula dari obrolan santai kami. Kami berandai-andai bagaimana jika ada orang-desa-yang-super-udik datang ke Indomaret melepas alas kaki, mengetuk pintu kemudian memesan ‘es grim rasa soklat’, ‘indomie merk sedap’,dan ‘so klin merk rinso.’ Berhubung anak-anak PCG71 pada gila dan kurang kerjaan maka tercetuslah kalimat “Yuk kita praktekkan di Indomaret deket sini!” -__-

Hey Indomaret Sukowono, bersiaplah karena kau akan menjadi saksi bisu kegilaan PCG71 di malam terakhir KKN! :v

Akhirnya kami mendarat tepat di depan TKP. Kami bergerombol, cekikikan, sambil sesekali celingukan mengintip ke arah ‘target’. Gerak-gerik yang cukup aneh bagi seorang calon pembeli di Indomaret Sukowono.

Dari luar tampak ada beberapa orang pembeli yang mondar-mandir. Ya, hanya beberapa. Indomaret terbilang sepi malam itu, membuat kami semakin yakin untuk melancarkan misi gila tersebut.

“Busset…kita jadi nih??” tanya Sidik was-was, yang segera diiyakan oleh beberapa anak lain.

Aku sendiri rasanya tak yakin. Apa bisa anak-anak PCG71 ini berakting sesuai ‘skenario’ di sini? Sedangkan saat ini saja ketika kami masih berada di luar, tawa sudah tak terbendung. Tawa jahil bandit-bandit PCG71.

Aku, Fannia dan mas Andy masuk duluan, ceritanya kami mau beli sesuatu gitu (padahal sih enggak.. :p). Kami berjalan mengitari rak-rak barang, berpura-pura memilih item demi item untuk dibeli. Aku yang bertugas mengabadikan momen lewat video lebih memilih menyerahkan hapeku kepada Mas Andy karena takut tak bisa menahan tawa. Mas Andy mulai mengaktifkan video recording sementara aku dan Fannia hanya bisa bersembunyi di antara deretan barang sambil cekikikan. Kami benar-benar tak habis pikir betapa aneh, konyol, dan nggak pentingnya aksi PCG71 malam itu. Sesekali kami mengintip ke arah pintu masuk, mencoba memastikan kedatangan para ‘aktor’ dan ‘aktris’.

Tiba-tiba pintu terbuka..

Yanti masuk dengan langkah cepat dan mimik seolah tanpa dosa. Disusul Fijar, Sukma, dan anak-anak lainnya.

“HAHAHAHAHAHAHAHAHAA…”

Tawa yang sedari tadi berusaha kami tahan mati-matian akhirnya pecah! Rupanya aktor dan aktris PCG71 belum cukup kuat mental untuk melakukan aksi gila itu 😀

Kami bersembilan menyebar di antara rak-rak barang, melihat-lihat barang sambil terus tertawa. Entah bagaimana jadinya rekaman CCTV Indomaret malam itu…pasti yang tampak hanyalah segerombolan remaja gila yang mengobrak-abrik Indomaret. Dan entah apa yang ada di pikiran mbak-mas kasir itu. Wajah acuh dan cuek yang mereka tunjukkan seolah berkata, “Ngapain aja sih anak-anak ini, kurang kerjaan banget malem-malem bikin ribut.”

Oke, mission failed!!

_MG_8333

***

Apa yang dilakukan PCG71 selanjutnya? Menyerah? Pulang aja karena malu? Enggak lah! Alfamart yang berlokasi tak jauh dari situ menjadi target kami selanjutnya. Yah anggap aja yang di Indomaret tadi cuma rehearsal 😀

Fijar dan Yanti adalah aktor dan aktris utama malam itu. Kenapa Fijar dan Yanti? Karena mereka berdualah yang paling tahan malu dan paling bersemangat untuk menjalankan misi ini. Mereka melangkah ke pelataran Alfamart, melepas alas kaki dan menjinjingnya. Sukma yang berada di samping mereka mengikuti apa yang mereka lakukan.

“Kamu ikutan??” tanya Yanti terheran-heran.

Sukma terdiam beberapa saat.

“Gak jadi deh!” ucapnya sambil tertawa dan berlari menjauh. Yaelah…Sukma 😀

Fijar dan Yanti mendekat ke pintu masuk.

“Assalamualaikum!” seru Fijar. Para pemeran utama itu sempat saling berpandangan dan tertawa beberapa saat sebelum akhirnya memutuskan untuk masuk. Fijar memimpin tetap dengan wajah cengengesannya. Yanti mengikutinya.

Kami semua juga mengikuti aktor dan aktris masuk ke lokasi. Denis mengabadikan momen dengan kamera SLRnya sedangkan mas Andy tetap dengan ponselku.

Fijar dan Yanti mendekati salah satu rak barang. Entah apa yang mereka diskusikan sampai akhirnya mengenakan alas kakinya lagi. Hmmm malu ya? Feeling so awkward? Kami yang cuma pemeran pembantu merasakan lebih dari itu! 😀

Akhirnya mereka menghampiri salah seorang pegawai. Mbak-mbak cantik berkaos merah Alfamart, celana jeans hitam dan rambut dikuncir ekor kuda.

“Mbak, kami mau minta ijin bikin video lucu-lucuan gitu..” ujar Yanti pelan.

“Terus?” jawab mbaknya sambil tersenyum lebar. Mbak-mbak yang ramah, beda sama yang di Indomaret tadi.

“Ya..mau tanya-tanya aja…tapi jangan ketawa ya mbak?” sambung Fijar yang segera dikomplain Yanti. Kenapa dikomplain? Iyalah, karena ini menyimpang dari skenario. Harusnya mereka langsung tanya aja biar segalanya natural, eh ini malah ‘target’ dikasih tahu duluan -__-

“Loh, kalo nggak dikasih tahu dulu ntar mbaknya malah ketawa! Hehe…” begitu alibi Fijar. Oke deh Jar -__-

Fijar dan Yanti melepas alas kakinya (lagi) dan menjinjingnya. Tetap dengan wajah cengengesan tanpa dosa.

Camera, action!!

“Dari mana kalian?” tanya mbaknya.

“Dari Pocangan mbak. Hehehe…”

Aktor dan aktris kemudian berdiskusi singkat tentang akting selanjutnya. Mungkin belum hafal skenario 😀

“Mbak, aku cari Indomie rasa Sedap ada nggak?” tanya Fijar.

“Ada!” jawab mbaknya mantap. Hellow, emang beneran ada?

“Mana??”

Mbaknya melangkah menghampiri rak barang…

“Indomie rasa…?”

“Indomie rasa Sedap!”

“Nggak ada!” seru mbaknya akhirnya yang segera disambut tawa kami. Aduh mbak, bingung ya? 😀

“Nggak ada di sini…adanya ini tok,” lanjutnya sambil menunjuk salah satu mie instan yang didisplay.

“Ih, kok nggak lengkap ya..,” keluh Yanti.

“Kalo mau yang lengkap di Alfa yang deketnya pasar…di situ lebih lengkap daripada di sini…”

Oke, sepertinya mbak itu mulai ikutan menggeje xD

Aktor dan aktris terdiam beberapa saat. Kemudian Yanti bertanya, “Mbak, ada So Klin merk Rinso?”

“Ya nggak ada…So Klin So Klin, Rinso Rinso…lain itu merknya..”

“Loh, yang buat cuci-cuci itu loh mbak..??” Fijar mencoba meyakinkan dengan logat yang tiba-tiba Madura. Lengkap dengan gerakan tangan menirukan orang mencuci.

Mbaknya berpindah ke rak lain, mengamati beberapa item di situ kemudian menunjuk salah satu item di rak atas.

“Nih lihat, So Klin So Klin, Rinso Rinso…lain…”

“Nggak ada…” gumam Yanti kecewa sambil menatap Fijar. Fijarnya nyengir.

“Ya udah ayo cari di pasar!”

Yanti tertawa. Mereka kemudian melangkah menjauh.

“Mbak, matur nuwun nggih..” ucap Yanti kepada mbak Alfamart.

“Inggih, monggo…”

“Assalamualaikum…”

Mission ended! Yeayy…

Jadi, sukseskah misi kami malam itu?? Nggak tahu juga ya, menurutku setengah-setengah sih suksesnya, karena nggak sesuai skenario. Tapi terlepas dari penilaian sukses atau nggak, peristiwa itu akan tetap melekat di ingatan kami. Kegilaan PCG71 di malam terakhir KKN. Peristiwa yang akan tetap membuat kami senyum-senyum sendiri tiap kali melihat Indomaret atau Alfamart 🙂

 

_MG_8358

Makan malam menjadi tujuan perjalanan kami selanjutnya. Kami makan di sebuah warung lesehan di Kalisat (sebuah kecamatan yang bertetangga dengan Sukowono). Tempat yang sederhana, namun cukup manis untuk berbagi keceriaan dan kebersamaan dengan PCG71.

_MG_8409 _MG_8405 _MG_8366

IMG_8368

What a memorable night. Rasanya aku tak ingin mengakhiri malam itu. Aku hanya ingin bersenang-senang dengan mereka tanpa harus mengingat bahwa besok adalah hari terakhir kami berkumpul.

***

Aku bangun sekitar pukul lima pagi. Kulihat Yanti yang awalnya tidur di sebelahku sudah tak ada di tempatnya. Mungkin ia sedang shalat Subuh.

Pandanganku menyapu bersih ruangan. Fannia, Gerda, Sukma, mas Andy, Fijar, Denis, dan Sidik masih terlelap seperti ikan pindang yang sedang terkapar. Kupikir aktivitas mereka yang begadang main kartu sampai lebih dari jam 2 pagi adalah penyebabnya.

Eits tunggu dulu, ini kenapa cowok-cewek tidur satu ruangan?? Hehe, edisi spesial malam terakhir lah. Berhubung semua barang termasuk kasur udah pada diangkut ke Jember, jadi kami memutuskan untuk tidur bareng di kamar cowok. Biar sekalian gitu karpetnya.

Dan aku menyesal tidur bareng gini. Kenapa? Karena suara berisik mereka ketika main kartu membuatku tak bisa terlelap…OMG. Belum lagi suara-suara ‘bom’ yang diledakkan dari perut mereka. Ampun deeeeehh X___X

Hasilnya apa lagi kalau bukan mata yang masih berat lengkap dengan lingkaran hitamnya ini. Aku tidur cuma 4 jam. Nggak papa lah, kapan lagi bisa tidur bareng PCG71… *menghibur diri.

Hari itu adalah hari yang sangat tidak kutunggu-tunggu. Hari di mana kami harus mengikuti acara penarikan mahasiswa KKN di kecamatan. Hari terakhir kami tinggal di Pocangan. Hari terakhir PCG71 berkumpul sebagai satu keluarga.

Bangun kesiangan dan keterbatasan kamar mandi membuat keberangkatan kami ke kantor kecamatan molor semolor-molornya. Jadwal acara jam 8 namun kami baru lepas landas dari posko jam setengah 10, setelah sebelumnya sarapan dengan roti tawar spesial ala chef Fannia. Roti tawar dengan cinta di setiap gigitannya ❤

_MG_8433

 

Kantor Kecamatan Sukowono, 6 Maret 2014. Tak terasa sudah empat puluh lima hari sejak pertama kali kami berada di sini. Sudah empat puluh lima hari sejak pertemuan awal kami dengan seluruh mahasiswa KKN Kecamatan Sukowono di tempat ini. Penerjunan KKN, ketika keluarga PCG71 belum terlalu mengenal satu sama lain. Dan sekarang kami berkumpul lagi di tempat ini dengan kondisi yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Tak ada kesedihan yang kurasakan saat itu. Entahlah, aku merasa tak akan berpisah dengan PCG71. Banyak acara ketemuan yang sudah kami rencanakan ketika berada di Jember nanti. Meskipun kami takkan lagi bertemu tiap hari tapi kami percaya bahwa berakhirnya KKN tak akan menjadi akhir dari persahabatan kami 🙂

_MG_8488 _MG_8456 _MG_8464 _MG_8476 _MG_8504 _MG_8632 _MG_8650

 

Acara dimulai sekitar pukul 11.00 dan berakhir kurang lebih satu setengah jam kemudian. PCG71 segera pulang ke posko untuk berkemas karena barang-barang pribadi masih kami tinggalkan di sana.

Setelah packing berakhir,  tiba saatnya kami meninggalkan posko. Meninggalkan tempat penuh kenangan yang telah menjadi rumah kami selama 45 hari terakhir ini. Kami berpamitan dengan Pak Evi (tetangga belakang balai desa) dan beberapa perangkat desa sebelum akhirnya beranjak dari posko. Selamat tinggal posko 71… 😦

Selanjutnya kami mengunjungi rumah Mas Dodon, ketua RT yang selama ini menjadi sahabat kami di Pocangan. Mas Dodon melepaskan kami dengan mengucapkan banyak terima kasih. Terima kasih kembali mas, sudah menjadi teman baik kami selama ini, yang selalu siap membantu ketika kami butuh pertolongan 🙂

Terakhir kami mengunjungi rumah Pak Haji Ahmad Zainullah, Kepala Desa Pocangan yang super duper baik dan ramah. Kami berpamitan dengan Pak Kades dan Bu Kades. Tugas kami untuk mengabdikan diri di sini telah selesai. Kini saatnya kami meninggalkan Pocangan dan kembali ke aktivitas normal kami. Terima kasih, Pak Kades, atas segala kebaikan dan kemurahan hati Bapak (termasuk durennya). Terima kasih juga Bu Kades… 🙂

Akhirnya, tiba waktu kami untuk meninggalkan Pocangan. Selamat tinggal Pak Kades, Bu Kades, perangkat desa, guru dan murid TK, SD, MI, SMP, Pak Evi, Mas Dodon, ibu-ibu warung, ibu-ibu pengajian. Terima kasih sudah mewarnai hari-hariku selama berada di Pocangan dan memberiku banyak pengalaman berharga. Empat puluh lima hariku berakhir di sini. Selamat tinggal Pocangan….

Tinggallah aku bersama sembilan orang keluarga PCG71 ku. Hari ini akan menjadi babak baru persahabatan kami, ketika KKN bukan lagi menjadi alasan pertemuan kami.

Motor kami melaju meninggalkan Pocangan menuju arah Bondowoso. Kami berencana jalan-jalan dulu ke kota domisili kordes ini sebelum kembali ke Jember. Ini sudah ketiga kalinya kami main ke Bondowoso selama masa KKN.

Tak butuh waktu lama bagi kami untuk memasuki kota Bondowoso. Kami berhenti di sebuah kawasasan hutan yang rindang dan sejuk dengan pemandangan indah. Ternyata tempat itu bernama Taman Nasional Tasnan. Kami meluangkan waktu sejenak untuk melakukan photoshoot 😀

_MG_8725 copy _MG_8728 copy _MG_8734 copy

 

Perjalanan berlanjut ke rumah Gerda. Sekitar pukul 15.30 kami tiba di salah satu rumah di Perumahan Pancoran – Bondowoso itu. Setelah menunaikan shalat Ashar dan beristirahat sejenak kami merapat ke alun-alun Bondowoso. It’s meal time! Stand Idola, salah satu warung lesehan di situ menjadi pilihan kami. By the way, itu adalah pertama kalinya kami makan nasi pada hari itu. Sarapan PCG71 dimulai jam 5 sore! 😀

_MG_8757 copy _MG_8770 _MG_8807 _MG_8817 _MG_8819 copy _MG_8841

 

Lepas dari alun-alun, kami menunaikan shalat Maghrib di sebuah masjid (lupa nama masjidnya). What’s next? Go home? No! Kuliner belum berakhir. ‘Dapur Cokelat-ku’ menjadi tujuan selanjutnya ^^

Aku sukaaaa banget sama Dapur Cokelat nya Bondowoso. Menu lengkap, harga minimal namun rasa maksimal. Tempat yang benar-benar pas untuk melepas penat apalagi bersama PCG71 tercinta 🙂

_MG_8963 _MG_8988

 

Perut kami serasa mau meledak saat itu. Full tank! Tapi seneng sih 😀

Saking kenyangnya, acara dinner yang awalnya kami rencanakan akhirnya dibatalkan. Perut kenyang, badan super capek ditambah malam yang semakin larut membuat kami memutuskan untuk segera pulang ke Jember. Akhirnya kami meluncur menuju Jember setelah sebelumnya mengambil barang-barang di rumah Gerda.

Saat itu sekitar pukul sembilan malam. Kami meninggalkan Bondowoso dan menuju ke Jember. Fijar menjadi pemboncengku saat itu.

Hari yang melelahkan namun juga menyenangkan. Aku tidak tahu apakah setelah ini aku bisa mengalami hari sehebat ini lagi, mengingat mulai besok aku akan jarang bertemu mereka. Namun barang bawaan yang berat, badan yang letih dan udara malam yang dinginnya menusuk kulit mengalihkanku dari berbagai pikiran itu. Aku ingin cepat-cepat sampai di kost.

Akhirnya sekitar pukul 22.30 aku tiba di kost. Untungnya pagar kost belum dikunci.

Aku bergegas masuk ke kamar, meletakkan barang-barang di lantai kemudian menghempaskan tubuh lelahku ke tempat tidur.

Tempat ini lagi. Kamar kostku. Tempat yang telah kutinggalkan selama 45 hari kini akan menjadi rumahku lagi. Tak ada mereka. Tak ada canda tawa dan kebersamaan PCG71. Tak ada rutinitasku seperti di desa. Ya, aku telah benar-benar kembali ke kehidupan normalku.

Kurasa itu bukan masalah. Aku hanya perlu membiasakan diri dengan keadaan ini. Takkan sulit bagiku karena inilah kehidupan asalku, inilah tempatku sebelum aku mengenal mereka.

Semuanya baik-baik saja sampai sebuah SMS mendarat di hapeku. Sukma.

 

“Bagaimana rasanya KKN? 🙂

Rek, makasih ya kerja samanya selama kkn, kalian emang support dah.

Aku juga minta maaf kalo aku banyak salah ato males pas di posko.

Salam PCG71! Yak! :D”

 

Pesan yang singkat dan mungkin terlihat biasa saja bagi orang lain. Namun cukup untuk membuatku…..(you know what)

Oke Suk, kamu tahu apa kesalahanmu? Harusnya kamu nggak usah ngirim SMS kaya gini. Bikin aku mewek malem-malem aja.. TT___TT

Balasanku baru saja terkirim ketika sebuah SMS lain datang. Gerda.

 

“Terimakasih buat teman-teman PCG71.

Maaf kalo selama di posko banyak malesnya. Guyonnya sering ngawur. My beloved family nak kanak pocangan..gendeng pak”

 

Pesan yang dikirim pak kordes sukses membuat tangisku semakin menjadi. Kini aku sadar, masa KKN telah benar-benar berakhir dan takkan kutemui mereka lagi setiap harinya. Aku akan sangat merindukan kalian..

***

KKN. Hal yang awalnya sangat enggan untuk kulakukan, namun ternyata begitu indah dan menyenangkan. Tak berlebihan rasanya jika aku menyebutnya sebagai 45 hari yang paling berkesan dalam hidupku. Terima kasih ya Allah karena Engkau telah mempertemukan kami, keluarga PCG71. PCG71 selamanya akan menjadi sahabat terbaikku. Terima kasih kawan, telah mengukir cerita indah dalam hidupku. Terima kasih atas segala kebaikan, kerja sama, pengertian, dan pengorbanan yang kalian berikan untukku. Terima kasih telah menjadi keluarga baruku. Kuharap persahabatan kita takkan pernah berakhir. Takkan pernah kulupa masa-masa indah yang telah kulalui bersama kalian, meski kelak ketika kita hidup terpisah. Saat semua terjadi mengganti cerita lalu, ingatlah hari ini 🙂

_MG_8717 copy

2 thoughts on “Ingatlah Hari Ini #3

  1. wih penak eee.. pantesan betaaaahh hbangettt karo konco kkn. somplak kabeh ngunu yo ahjumma, haha, kereeen 🙂

Leave a comment